Senja itu hilang bersama sejuta harapan, Berganti malam dengan hiasan bintang, Angin mengelilingin kita, Membuat tubuh mengigil,, Senja itu hilang bersama hangat nya mentari, Di depan emperan ruko, kita menghadap ke bulan, Bercerita kekejaman kota, Yang tak peduli terhadap sesama, Kekasih ku, di balik gedung yang menjulang tinggi itu, Ada dua tangkai bunga yang bertahan hidup, walaupun angin dan panas menyiksa nya,, Bila kita di bandingkan dengan rumput itu, Mungkin tak ada bedanya, Sebab angin dan panas selalu menyelimutin kita dalam menjalanin hidup,, Tidak, gedung, dan kemegahan, Yang membuat kita bertahan, Tidak juga rentetan makanan lezat, Membuat bibir berkata romantis, Biarlah mentari pagi menggapai kita, agar dingin yang menyelimutin tubuh hilang bersama terbitnya matahari,, sebab dinding batu dan genteng bukan milik kita,,
Komentar